-->
DuuDoxeek82MOCmc98xdi89lHUhYNPeEcNhBHoUk
Bookmark

Dilarang Membully dan Memaki Untuk Menjatuhkan Mental Musuh ??? Lagi-lagi aneh ocehan salapi ini

 


NEWS.MK - Bukti hati lebih dekat kepada zionis daripada kepada saudaranya sesama Muslim. Memang munafik itu membingungkan. Kalau membully Hamas dengan fitnahan tidak masalah. Giliran membully zionis dipermasalahkan. Betul-betul dunia terbalik.

---------

Dilarang Membully dan Memaki Untuk Menjatuhkan Mental Musuh ???

Oleh: Arsyad Syahrial

Kadang saya heran karena ada saja oknum yang suka sekali berlaku sok-sok bijak terhadap musuh. Bagaimana tidak, hitung saja kasus kesoksokbijakan mereka itu…!

Mereka mengatakan:

- Jihad HAMAS tidak sesuai Syariat

- HAMAS buatan Israel

- HAMAS mayoritas Syi'ah

- Boikot itu tak sesuai Syariat

- Dll

Dan kini saat Netizen Muslim sedang giat menyerang akun-akun begundal Yahūdi Zionist Isra-Hell, seseakun –sebagaimana screenshot terlampir– berfatwa bahwa bully itu dilarang di dalam Islām, sedangkan syair itu menurutnya bukanlah bullying.

Seperti biasa pertanyaannya adalah: benarkah pendapat yang demikian…❓

Maka kita jawab dengan bertanya: Apakah ada dasarnya memerangi musuh dengan lisan…?

✅ Ternyata ada…!

📌 Kata Baginda Nabī ﷺ‎:

جَاهِدُوا الْمُشْرِكِينَ بِأَمْوَالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ وَأَلْسِنَتِكُمْ

“Perangilah kaum Muṡrikīn dengan harta, dengan jiwa, dan dengan lidah kalian!” [HR Abu Dāwūd no 2053; an-Nasāiyy no 3096; Aḥmad no 11798, 12097, 13146; ad-Dārimiyy no 2475].

Bahkan dalam suatu kesempatan, penyair Ḥassān ibn Ṫābit رضي الله تعالى عنه diperintahkan untuk menyerang kaum Kāfir Quroiṡ dengan syair-syairnya.

📌 Kata Baginda Nabī ﷺ‎:

اهْجُوا قُرَيْشًا فَإِنَّهُ أَشَدُّ عَلَيْهَا مِنْ رَشْقٍ بِالنَّبْلِ … إِنَّ رُوحَ الْقُدُسِ لَا يَزَالُ يُؤَيِّدُكَ مَا نَافَحْتَ عَنْ اللهِ وَرَسُولِهِ

“Seranglah dengan syair itu kaum Quroiṡ, karena itu lebih menyakitkan bagi mereka dibandingkan anak panah … Sungguh Rūḥul-Qudus akan selalu membersamaimu apabila kamu bersyair membela Allōh dan Rosūl-Nya.” [HR Muslim no 2490].

Sekarang pertanyaan adalah apakah syair bisa menyakiti lawan❔

Well… syair itu bukan hanya yang indah-indah dan pujian saja, karena para sastrawan dari zaman dahulu pun mengenal yang namanya syair untuk menyerang dan menjelek-jelekkan…

Atau dengan bahasa Anak Zaman Now: "bullying" ‼️

Pertanyaan selanjutnya adalah: Apabila bullying pada musuh diperbolehkan, maka bolehkah menggunakan kata-kata kasar? Adakah contohnya dari Salafus Sholeh?

✅ Ternyata ada…!

Yaitu manusia terbaik dari ummat Baginda Nabī ﷺ‎, yaitu Abū Bakr aṣ-Ṣiddiq رضي الله تعالى عنه, pernah mengata-ngatai musuh dengan kasar ketika peristiwa Ḥudaibiyah.

Imām al-Buḳōriyy di dalam kitāb Ṣoḥīḥnya meriwayatkan bahwa Ibunda Àisah رضي الله تعالى عنها mengatakan bahwa Abū Bakr aṣ-Ṣiddiq رضي الله تعالى عنه berkata kepada Ùrwah ibn Masȕd – yang ketika itu masih kāfir- karena ia telah menghina Baginda Nabī ﷺ‎:

امْصُصْ بِبَظْرِ اللَّاتِ

“Kamu hisap saja kemaluannya al-Lāta!” [HR al-Buḳōriyy no 2731-3].

Lātta adalah berhala dewi yang disembah oleh bangsa Arab Jahiliyah dan dianggap sebagai salah satu anak Allah bersama dengan Manāt dan ‘Uzzá. Al-Lātta memiliki arti "Sang Dewi". Berhala ini disebutkan di dalam Al-Qur'an surah An-Najm 53:19.

Padahal Abū Bakr aṣ-Ṣiddiq itu dikenal dengan adabnya yang santun dan akhlak budi pekertinya yang tinggi, dan Baginda Nabī ﷺ‎ tak ada sama sekali menyalahkan Abū Bakr atas perkataannya itu.

Kemudian…

Shahabat mulia Ubayy ibn Ka`b رضي الله تعالى عنه pernah terang-terangan memaki orang yang berbangga-bangga dengan garis keturunannya memakai slogan-slogan Jāhiliyyah.

Celaan Ubayy itu begitu buruk sehingga orang itu pun bertanya kenapa Ubayy sampai mengatakan demikian, padahal Ubayy tak dikenal sebagai orang yang suka berkata keji.

Apa jawab Ubayy ibn Ka`b?

Ubayy رضي الله تعالى عنه mengatakan bahwa ia pernah mendengar Baginda Nabī ﷺ‎ bersabda:

مَنْ تَعَزَّى بِعَزَاءِ الْجَاهِلِيَّةِ فَأَعِضُّوهُ بِهَنِ أَبِيهِ وَلا تَكْنُوهُ‏

“Siapa saja yang berbangga-bangga dengan garis keturunannya memakai slogan-slogan Jāhiliyyah, maka suruhlah ia menggigit penis ayahnya, dan tak perlu memakai bahasa kiasan terhadapnya!”

[HR al-Buḳōriyy, Adabul-Mufrod no 963; al-Baġowiyy, Ṡarḥus-Sunnah no 3541 ~ dinilai ṣoḥīḥ oleh Muḥammad Naṣīruddīn al-Albāniyy, Silsilah al-Ḥadīṫ aṣ-Ṣoḥīḥah no 269].

⚠️ Itu terjemahan secara letterlijk-nya ya dari ḥadīṫ-ḥadīṫ mulia di atas, dan rasanya dalam bahasa apapun penyebutan aurat itu adalah makian yang sangat kasar.

Berdasarkan kedua ḥadīṫ mulia di atas, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah mengatakan:

ولهذا قال من قال من العلماء إن هذا يدل على جواز التصريح باسم العورة للحاجة ، والمصلحة ، وليس من الفحش المنهي عنه ، كما في حديث أبيّ بن كعب

“Oleh karena itu, sebagian Ulama mengatakan bahwa hal ini menunjukkan kebolehannya menyebut nama àurot secara terang-terangan apabila memang ada kebutuhan atau ada kemaslahatan yang ingin dicapai, dan hal ini tak termasuk dalam kategori perkataan yang tak senonoh yang diḥarōmkan, sebagaimana dalam ḥadīṫ Ubayy ibn Ka`b …” [lihat: Minhajus-Sunnah an-Nabawiyyah VIII/408-9].

Intinya kalau untuk MEMERANGI musuh dalam perang, maka diperbolehkan menggunakan kata-kata kasar dan bullying. ‼️

Demikian, semoga bermanfaat.

...

📖 RUJUKAN:

▪️ IslamQA – link: https://bit.ly/49TDpxf

▪️ IslamWeb – link: https://bit.ly/3N1wqIR 


Sumber : konten islam

Posting Komentar

Posting Komentar

close
-->