-->
DuuDoxeek82MOCmc98xdi89lHUhYNPeEcNhBHoUk
Bookmark

Rocky Gerung Ungkap Komplotan Istana dan Pamer Foto Jokowi Sebut Ada Kebohongan di Financial Times

 

NEWS.MK - Pengamat politik terkemuka, Rocky Gerung, mengeluarkan kritikan pedas terhadap apa yang ia sebut sebagai komplotan di istana yang berusaha menjatuhkan Presiden Joko Widodo ke dalam hal negatif. 

Dalam pandangan Gerung, ada suatu agenda yang disusun oleh kelompok liberal market atau Free Trade yang memiliki pengaruh besar, bahkan hingga ke koran yang telah berusia 100 tahun dan saat ini dimiliki oleh perusahaan asal Inggris.

Rocky Gerung mengungkapkan keyakinannya bahwa ada sesuatu yang tidak beres dalam pameran diri Jokowi di Financial Times.

"Iya itu menduga adanya rencana jahat dari dalam istana yang mencoba merusak citra presiden dengan memanfaatkan ketidaktahuan Jokowi dalam konteks internasional," kata Rocky Gerung di kutip dalam Kanal Youtubenya Rocky Gerung Official

Rocky Gerung menyoroti kekonyolan tersebut, terutama ketika Jokowi dipamerkan di media ternama tanpa cura-cura, padahal foto tersebut sebenarnya menunjukkan sisi negatif.

Pengamat politik itu mengingatkan Jokowi untuk berhati-hati terhadap pengkhianatan di lingkungan istana. 

Rocky Gerung meyakini bahwa ada upaya delegitimasi terhadap presiden, dan pemilihan foto yang salah dalam pameran internasional dapat merugikan Jokowi. 

Ia juga merinci bahwa ada kemungkinan tim humas atau tim jurnalis Jokowi yang terlibat dalam menyodorkan foto kontroversial tersebut.

Pentingnya mewaspadai rencana jahat ini membuat Rocky Gerung mengajak Jokowi untuk menjadi diri sendiri tanpa perlu memamerkan hal-hal yang berpotensi merugikan. 

Meskipun Jokowi telah terpilih dua periode, Gerung menekankan bahwa presiden tidak boleh lengah, terutama dengan adanya komplotan di istana.

Terakhir, Gerung menyoroti bahwa perubahan iklim dan isu lingkungan menjadi fokus perhatian global.

Ia mengingatkan bahwa janji-janji di konferensi internasional seperti di Glasgow harus benar-benar dijalankan, dan Jokowi tidak boleh terlena dengan pencitraan semata. 

Dalam pandangan Rocky Gerung, tantangan ke depan sangat berat, dan masyarakat sipil perlu bersiap menghadapi kemungkinan Pemilu yang tidak sesuai harapan.

Sumber: VIVA

Posting Komentar

Posting Komentar

close
-->